30 June 2008

Carrefour Hadir di Ciledug, Tangerang

Diangkat dari: http://www.propertynbank.com/

Mulai Juni 2007, Hypermarket Carrefour di CBD Ciledug sudah harus serah terima unit dan mulai beroperasi sebelum akhir tahun 2007. Kehadiran Carrefour ini semakin memperkuat image CBD Ciledug sebagai ikon baru di kawasan tersebut. Melongok ke bagian barat Jakarta, daerah Tangerang merupakan salah satu wilayah paling menggeliat saat ini. Tingkat aktivitas bisnis di kawasan tersebut super sibuk. Pertandanya gampang, dapat terbaca dari tingginya tingkat kemacetan di wilayah itu. Merujuk pada survey Sitramp, daerah dengan aktivitas lalu lintas tersibuk di ibukota ini terkonsentrasi pada wilayah dengan tingkat aktivitas ekonomi paling tinggi.

Nah, salah satu daerah dengan tipikal seperti itu di wilayah Tangerang adalah kawasan Ciledug. Ciledug merupakan wilayah perlintasan kaum komuter (warga dipinggiran ibukota yang sehari-harinya bekerja di Jakarta). Padatnya arus kaum komuter itu berbuah kepada kemacetan, terutama pada jam-jam sibuk. Belum lagi ditambah populasi penduduk yang juga terbilang padat. Dengan tingkat populasi yang mencapai 105.000 jiwa, maka kepadatan Ciledug mencapai 11,700 jiwa per kilometer perseginya. Belum lagi kawasan sekitarnya yang juga tak kalah padatnya. Dengan tingkat kepadatan seperti itu tak heran jika puluhan pengembang perumahan menyerbu kawasan ini. Belum lagi kemunculan supermarket, toko swalayan dan pusat belanja kecil yang ikut mengadu keberuntungan.

Ciledug pun berubah menjadi sebuah kawasan sentra bisnisnya Tangerang. Namun, semakin padatnya kawasan ini juga memunculkan problema baru yaitu kemacetan disepanjang jalan HOS Cokroaminoto, yang merupakan jalan utama di Ciledug. Makanya, sebagai solusi kemacetan tersebut pemerintah kota (Pemkot) Tangerang akan membangun underpass sepanjang 350 meter di simpang Ciledug, mulai dari jalan Hasyim Ashari, Cipondoh menuju jalan HOS Cokroaminoto. Sejak awal tahun 2007 ini pembangunan konstruksi underpass itu sudah dimulai. Pemkot mentargetkan pada 2008, Underpass ini sudah mulai beroperasi untuk mengurangi kemacetan diwilayah tersebut. Meski kawasan Ciledug tergolong crowded arus lalu-lintasnya, namun geliat properti, bisnis dan perdagangan di kawasan ini seakan tidak pernah berhenti bertumbuh. Pembangunan properti terutama pusat bisnis seperti ruko atau mal seperti tidak pernah berhenti. Fenomena Ciledug, mematahkan argumen bahwa daerah macet dan crowded tidak begitu diminati atau dilirik konsumen. Sentra bisnis ini justru menyimpan segudang potensi bisnis. Buktinya tingkat acupancy ruko dan mal diwilayah ini mencapai 75 persen. Bisa jadi, pengembang dan konsumen memandang kemacetan ini sebagai problema sementara saja.

Jika underpass sudah mulai beroperasi, akses kawasan ini akan semakin ciamik, dan potensi propertinya akan makin melambung. Bagi mereka yang jeli, Ciledug tak ubahnya ceruk pasar yang punya segudang peluang emas untuk dikembangkan. Tak heran jika puluhan pengembang antusias menyerbu kawasan ini. Salah satu pengembang yang terjun di sentra bisnis Ciledug adalah PT Sari Indah Lestari. Tak tanggung-tanggung, PT Sari Indah Lestari membangun megaproyek dengan Central Business District (CBD) Ciledug diatas lahan seluas 10 hektar. Lokasinya sangat strategis di jantung bisnisnya Ciledug di jalan HOS Cokroaminoto. CBD Ciledug merupakan pusat perdagangan komersial dengan fasilitas terpadu.

Pusat niaga ini dikembangkan dengan kondep one stop shopping service. Boleh dibilang semua kebutuhan harian, keperluan usaha, perlengkapan bisnis dapat diperoleh disini. Dari total area seluas 10 hektar tersebut, sekitar tiga hektar dikembangkan menjadi kawasan perdagangan ritel yang terdiri dari mal dengan konsep trade centre dan hypermarket. Sedangkan sisa lahannya akan dibangun fasilitas pendukung serta rumah kantor dan rumah toko. Kehadiran CBD Ciledug mempunyai nilai strategis tersendiri. Pengembangnya, jeli betul menangkap peluang dan potensi kawasan yang belum dugarap pengembang lain. Semua tahu, Ciledug dan sekitarnya adalah kawasan yang padat penduduk. Tapi, sayangnya belum ada pusat perbelanjaan besar yang menopang kebutuhan masyarakat di kawasan itu. Penduduk yang tinggal didaerah tersebut harus berjalan jauh untuk mencapai pusat belanja. Mal yang ada jaraknya paling dekat dengan kawasan itu ada di daerah Kebon Jeruk. Hal inilah yang menambah nilai strategis kehadiran CBD Ciledug. Dengan adanya Mal CBD Ciledug tidak perlu pergi jauh lagi untuk berbelanja kebutuhan harian, keperluan usaha maupun perlengkapan bisnis. Tinggal ke CBD Ciledug saja, semua tersedia. Apalagi dengan hadirnya pebisnis ritel kelas kakap asal Perancis, Carrefour.

Kehadiran Hypermarket Carrefour ini semakin mengukuhkan brand CBD Ciledug sebagai ikon baru bagi kawasan Ciledug, Tangerang dan sekitarnya. Bicara pembangunannya, pengembang saat ini tengah mengejar tenggat sesuai deadline mereka. ”Pembangunan berjalan cepat dan sesuai rencana,” kata Gustamira Bahar Direktur PT. Sari Indah Lestari. Mal CBD Ciledug yang terdiri dari empat lantai termasuk parkir ini nantinya akan diisi oleh 1.536 unit kios. Lower ground floor diperuntukkan untuk kios yang menjual emas, perhiasan, pakaian dan aksesoris. Harga yang ditawarkan mulai dari Rp.300 jutaan hingga Rp.650 jutaan. Sedangkan, ground floor diperuntukkan bagi produk fashion, babyshop, sepatu, optik dan tekstil. Harga unit disini ditawarkan mulai dari Rp.226 juta hingga Rp.500 jutaan. Sedangkan unit kios pada first floor diperuntukkan bagi produk elektronik, handphone, house hole, dan photo. Harga unit disini berkisar Rp.100 juta hingga Rp 350 jutaan. Sementara itu untuk second floor yang diperuntukkan bagi food court, entertaiment, bookstore dan salon per unit ditawarkan berkisar Rp.150 juta hingga Rp.260 jutaan. Sementara itu, hypermarket Carrefour akan menempati lahan seluas 10.856 m2 di lantai satu dan dua. ”Dari keseluruhan kios yang kami pasarkan ini sudah 60 persen sudah terjual,” papar Gustamira.

Pengembang membagi pembangunan mal ini dalam dua tahap. Lahan seluas 20.000 m2 pada tahap pertama sekarang tengah digarap. Rencananya, pada September 2007, pembangunan sudah selesai dan akan dillakukan soft opening. Sedangkan pembangunan mal tahap kedua, sudah dimulai sejak Desember 2006. pembangunan tahap kedua saat ini difokuskan untuk merampungkan area dua lantai buat tenant terbesar mereka, Carrefour. Ditargetkan soft opening-nya berbarengan dengan mal tahap satu. Selain area perdagangan ritel, di CBD Ciledug juga akan dibangun 368 unit ruko. Dari jumlah itu, pengembang sudah merampungkan 100 unit dimana 60 persennya sudah terjual. Bukan itu saja, nantinya di CBD Ciledug ini juga akan dilengkapi dengan hotel berbintang, town houses dan apartemen. Melihat cetak biru pembangunan CBD Ciledug, akan menjadi pusat perbelanjaan yang mudah diakses.

Saat ini CBD Ciledug telah didukung oleh jalan tembus baru yang menghubungkan jalan Ciledug Raya dan jalan Karang Tengah. Malah, jalan ini membelah area CBD Ciledug. Melihat lebar jalannya yang mencapai 27 meter, jalan ini mampu mendukung perkembangan Ciledug puluhan tahun ke depan. Sebagai kawasan dengan tingkat pertumbuhan yang sangat pesat dan dengan dukungan infrastruktur seperti ini tak salah jika banyak pihak menilai CBD Ciledug akan menjadi ikon baru sekaligus pendorong pertumbuhan perdagangan bagi kawasan Ciledug, Tangerang dan sekitarnya.

1 comment:

yudha said...

tambah mudah aja yah berbelanja, deket rumah dan tidak mengeluarkan ongkos yang lebih sudah dapat apa yang dimau :D