17 September 2011

50 batik khas jatim dipamerkan di Surabaya

Surabaya (ANTARA News) - Sebanyak 50 batik khas berbagai daerah di Jawa Timur yang berusia 30-80 tahun, dipamerkan di Galeri Seni "House of Sampoerna" (HoS) Surabaya pada 16 September hingga 9 Oktober 2011.

"Pameran menyambut Hari Batik pada 2 Oktober, itu kami bagi dalam tiga tema yakni gringsing, pernikahan, dan kontekstual kedaerahan," kata Ketua "KIBAS" (Komunitas Batik Jatim di Surabaya) Lintu Tulistyantoro di Surabaya, Rabu.

Didampingi Manajer Museum HoS Surabaya Rani Anggraini dan penemu canting bambu elektrik Prima, ia menjelaskan tema gringsing berasal dari kata "gering" (Bahasa Jawa) yang berarti kurus.

"Harapannya, pemakai batik gringsing tidak akan gering lagi atau dalam istilah Jawa disebut `sedulur papat lima panjer` (empat arah dengan lima sebagai pusat). Simbolnya lingkaran atau bulatan dengan titik di tengahnya," paparnya.

Menurut dia, batik gringsing memiliki filosofi yakni keseimbangan. "Kalau pria bertemu wanita, kalau negatif bertemu positif, maka akan terjadi keseimbangan. Keseimbangan itu kemakmuran, kesuburan," ucapnya, menjelaskan.

Untuk tema pernikahan, katanya, mulai dari batik untuk lamaran hingga pasca-pernikahan. "Antara lain batik mahkota dari Sidoarjo yang menandai bahwa pemakainya yang mau menikah merupakan orang yang terpandang," ujarnya.

Di Madura, batik pernikahan itu lebih beragam lagi filosofinya, seperti "per-keper" yang bergambar jagad dan sepasang kupu-kupu melambangkan pemakainya siap menjadi sepasang sejoli yang siap sehidup-semati.

"Ada juga batik `sabet rante` yang bergambar tomat kecil yang melingkar di leher (kalung) melambangkan pemakainya siap atau setuju dinikahi, sedangkan batik semen yang bergambar `meru`, `lar` (sayap), gunung, awan, dan api melambangkan pemakainya siap menjaga harmonisasi," tuturnya.

Di Sidoarjo, batik pernikahan yang ada dikenal dengan "pring sedayu" yang bergambar bambu dan burung melambangkan pemakainya siap bertahan dalam suka dan duka atau siap hidup di atas (kaya) dan di bawah (miskin).

"Untuk tema kontekstual kedaerahan ada batik rawan dari Tulungagung dan Sidoarjo yang melambangkan batik dari daerah rawa atau Tulungagung dan Sidoarjo di masa lalu merupakan daerah rawa," katanya.

Ada pula batik ombak dari Tulungagung, Bangkalan, dan Pamekasan yang melambangkan batik dari daerah pesisir, lalu ada batik "jung-derajat" dari Madura untuk bangsawan, atau batik "setorjon" dari Sidoarjo yang merupakan pengaruh Madura.

Sementara itu, Manajer Museum HoS Surabaya Rani Anggraini, menuturkan pihaknya berkomitmen untuk memamerkan kain-kain tradisional sejak tahun 2008, bahkan batik sudah dua kali dipamerkan untuk dikenalkan kepada masyarakat.

"Tahun lalu, kami memamerkan batik kuno yang berusia ratusan tahun, tapi tahun ini dipamerkan batik khas Jatim untuk menunjukkan bahwa di tiap daerah di Jatim juga memiliki batik khas. Bukan hanya batik Pekalongan, Solo, atau Yogyakarta seperti yang dikenal selama ini," katanya.

Ia menambahkan pameran akan dimeriahkan dengan diskusi bertajuk "Batik Jawa Timur Berfilosofi" di HoS pada 1 Oktober atau sehari menjelang Hari Batik, serta "workshop" membatik dengan canting bambu elektrik pada 8 Oktober.
(T.E011/C004)

Editor: Ruslan Burhani
COPYRIGHT © 2011
Ikuti berita terkini di handphone anda di m.antaranews.com

Festival Jakarta 2011


JAKARTA, KOMPAS.com- Hari kedua penyelenggaraan Festival Monas 2011, Sabtu (17/9/2011), lokasi kegiatan di lapangan futsal Monas masih sepi. Tidak banyak pengunjung Monas yang mampir ke area festival yang sudah disiapkan Pemkot Jakarta Pusat. Lokasi ini terdiri dari sejumlah stan pameran, panggung, dan area permainan. Peserta pameran terdiri dari berbagai institusi museum, pemda sejumlah daerah, serta stan makanan-minuman. Sedangkan panggung festival dipakai untuk beberapa kegiatan seperti pembacaan puisi anak. Di lapangan hanya ada beberapa anak yang berpartisipasi dalam permainan tradisional yang disediakan panitia. Acara yang sedianya dimulai pukul 10.00, ternyata baru berlangsung setelah lewat 15 menit. Itupun belum terlalu ramai. Malam nanti, festival rencananya diresmikan oleh Gubernur DKI Fauzi Bowo. Sejumlah kegiatan disiapkan seperti tari kreasi.


Hari ini, Festival Monas 2011 digelar di Lapangan Futsal Monas dari tanggal 16-18 September. Terdapat stan pameran museum, parade band dari berbagai kelompok dan atraksi permainan tradisional anak Betawi."Ajang ini merupakan suatu wadah dalam mempromosikan kebudayaan. Selain itu, kegiatan ini juga dalam rangka memeriahkan HUT ke-50 Monas," kata Pelaksana Tugas Kepala Suku Dinas Kebudayaan Jakarta Pusat Dewi Susanti di Jakarta, Jumat (16/9/2011).Tidak hanya itu, ada 11 stan yang berisi promosi budaya dari luar Jakarta seperti Bekasi, Pontianak, Garut, Bandung, dan Surabaya. Acara sudah tiga kali digelar, menawarkan suatu yang berbeda pada tahun ini.


Menurut Kasi Pemberdayaan Masyarakat Sudin Kebudayaan Jakarta Pusat, Rusli Agus, tahun ini Festival Monas diikuti juga oleh Komunitas Korea. 


Atraksi permainan tradisional anak juga merupakan sesuatu yang baru dari Festival Monas ini.Meski pameran sudah mulai hari ini, peresmian yang akan dihadiri oleh Gubernur DKI  Fauzi Bowo, baru dilakukan Sabtu (17/9/2011) besok pada pukul 19.00 WIB. Dia mengungkapkan, biasanya pengunjung Monas pada malam Minggu lebih banyak daripada hari biasa. "Ini dimaksudkan juga agar dapat menjadi hiburan bagi masyarakat Jakarta yang kerap datang ke Monas pada malam Minggu," ujar Rusli

16 September 2011

Tor Tor Adat Mandailing

Yuk, Kunjungi Jak-Japan Matsuri 2011


JAKARTA, KOMPAS.com - Pemerintah Provinsi DKI Jakarta bersama Kedutaan Besar Jepang untuk Indonesia kembali mengadakan Jakarta Japan Matsuri (Jak-Japan Matsuri). Tahun 2011, kegiatan ini memasuki tahun ketiga dan akan digelar pada tanggal 18-25 September 2011.
"Komunitas Jepang yang cukup besar jumlahnya bersama warga Jakarta juga selalu memberikan apresiasi terhadap berbagai seni dan budaya Jepang," kata Gubernur DKI Jakarta, Fauzi Bowo, saat konferensi pers Jak-Japan Matsuri yang juga dihadiri oleh Dubes Jepang, Yoshimori Katori, di Balai Kota, Jakarta, Jumat (16/9/2011).

Gubernur mengatakan, Jakarta siap mendukung penyelenggaraan acara mengingat hubungan persahabatan antara Jakarta dan Jepang yang sudah terjalin sejak lama. Tema yang diambil kali ini pun bertajuk "Terima Kasih, Indonesia".

"Ini juga merupakan wujud apresiasi Jepang terhadap bantuan dan dukungan bangsa Indonesia saat terjadi bencana gempa dan tsunami pada 11 Maret lalu," ujar Foke, sapaan akrab Fauzi Bowo.
Dalam penyelenggaraan kali ini, terdapat dua jenis kegiatan yaitu yang diselenggarakan oleh Komite dan yang bersifat partisipatif. Acara yang dilaksanakan oleh Komite berupa Acara Pembukaan di Hotel Nikko pada 18 September dan penutupan di Monas pada 25 September.

Sementara kegiatan yang bersifat partisipatif adalah rangkaian acara dari tanggal 18-25 September. Acaranya menampilkan beberapa hiburan seperti drama musikal Jepang, pagelaran musik tradisional Jepang, Lecture mengenai Japanese Tea dan pertandingan persahabatan olah raga.

Dikutip dari www.kompas.com

AS Kritik Kebebasan Beragama Indonesia


WASHINGTON, KOMPAS.com -  Meski Indonesia secara umum menghormati kebebasan beragama tetapi dalam sejumlah kasus negara telah gagal melindungi orang dari diskriminasi dan pelecehan berdasarkan agama.
Demikian menurut sebuah laporan Departemen Luar Negeri (Deplu) AS yang dirilis Selasa (13/9/2011). Laporan tersebut, yang diperlukan oleh Kongres AS dan mencakup paruh kedua tahun 2010, sesungguhnya mengulas tentang kebebasan beragama di seluruh dunia. Penganiayaan terkait agama, kata laporan itu, terus memburuk di China dan Afganistan. Vietnam, Laos, Myanmar, dan Pakistan juga dikecam dalam laporan tersebut.
Khusus tentang Indonesia, laporan Deplu AS itu yang mengutip laporan dari organisasi nonpemerintah menyatakan bahwa ada lebih dari 50 serangan terhadap anggota sekte Ahmadiyah di Indonesia selama 2010 dan lebih dari 75 serangan terhadap umat Kristen.
Laporan tersebut juga mengecam Pakistan karena telah gagal mereformasi undang-undang tentang penghujatan yang digunakan untuk menganiaya umat dari agama minoritas dan dalam sejumlah kasus juga menyiksa kaum Muslim yang mempromosikan toleransi. Laporan itu juga mengatakan Myanmar yang didominasi militer masih menahan ratusan biksu di penjara menyusul penumpasan terhadap aksi demonstrasi pro-demokrasi pada 2007.

Tentang China laporan itu mengatakan, di China dakwah di tempat umum atau beribadah di tempat yang tidak terdaftar tidak diperbolehkan. Sejumlah agama dan kelompok spiritual bahkan dilarang. Para anggota Partai Komunis China ditakut-takuti untuk berpartisipasi dalam kegiatan keagamaan. Di wilayah baratdaya China, kata laporan itu, kaum Muslim Uighur menghadapi pembatasan dalam melakukan ibadah haji dan mengenakan jilbab. Para pemimpin agama Buddha Tibet juga dilaporan mengalami diskriminasi yang terus meningkat. Mereka tidak bebas untuk secara terbuka menghormati pemimpin mereka yang berada di pengasingan, Dalai Lama, dan menghadapi intervensi pemerintah yang hebat dalam menjalankan agama.

Di Afganistan, kata laporan itu, pemerintah telah gagal untuk melindungi kaum minoritas Kristen, Hindu, Sikh dan Bahai yang semuanya merupakan sekitar 1 persen dari populasi negara itu. Mereka mengahadapi penganiyaan yang meningkat di negara yang terkoyak perang tersebut.
Sementara tentang Vietnam, AS mengatakan kebebasan beragama di negara itu memperlihatkan wajah yang ambigu. Pemerintah mengijinkan pembangunan ratusan tempat ibadah baru tetapi pemerintah lokal lambat atau menolak untuk mendaftarkan sejumlah kelompok agama minoritas termasuk Budha Hoa Hao dan kelompok-kelompok Protestan di utara dan baratlaut dataran tinggi.
Di Laos, sejumlah pihak berwenang provinsi curiga terhadap masyarakt non-Buddhis, kata laporan itu. Di antara pelanggaran yang dilaporkan adalah, para pejabat lokal menekan kaum Protestan untuk meninggalkan agama mereka atau mengahadapi ancaman penangkapan atau pengusiran paksa dari desa mereka.

dikutip dari wwww.kompas.com

15 September 2011

Rupiah's Depreciation Momentary Phenomenon


JAKARTA, KOMPAS.com - Chief economic minister Hatta Rajasa said the current depreciation of the rupiah is a mere momentary phenomenon due to the European debt crisis. "I am convinced it is momentary because it is not connected with our economic fundamentals," he said when met at the parliament building here on Thursday. He stated national currency depreciation against the US dollar also occurred in other countries due to worries over uncertain conditions in Europe. "We saw France for example that might meet banking problems and all European countries are having problems with the US dollar," he said. Hatta said the revision of Asian economic growth projection by the Asia Development Bank down from 7.8 percent to 7.5 percent also had affected conditions in the capital markets leading to profit-taking actions followed by purchases of the US dollar. "The ADB has revised down the Asian economic growth although Indonesia’s growth has been revised up above assumptions. What happened in the market yesterday was more of a profit-taking action followed by US dollar buying," he said.

He said the government and the central bank were able to anticipate the potential depreciation of the rupiah and had prepared policies to anticipate situation in Europe and the US. "What is important for us is not to underestimate and we have prepared response policies. I am convinced Bank Indonesia is able to control (the rupiah depreciation). Other countries’ currencies also are depreciating so this is not our exclusive phenomena. "Hatta said the situation would rebound because on the whole the rupiah was still stable supported by improving fundamental conditions of the Indonesian economy. "I believe it will rebound and seeing the whole situation the rupiah will continue to appreciate. Now it is Rp8,800 against the US dollar. Actually the rupiah condition is still quite good," he said.

The rupiah exchange rate was corrected by 50 points to close at Rp8,760 against the greenback at the Jakarta inter-bank trading here on Thursday. A market observer, David Sumual said, the central bank had intervened since Wednesday to hold the depreciation from going further down. The middle-rate of the rupiah at Bank Indonesia on Thursday was recorded at Rp8,759 down from the previous rate ofRp8,730 against the US dollar. The composite index of the Indonesia Stock Exchange on Thursday dropped 24.48 points or 0.64 percent to 3,774.56.  The LQ-45 index of bluechips also dropped by 5.07 points or 0.76 percent to 659.86.

dikutip dari www.kompas.com

SIA Delapan Kali Sehari Terbangi Singapura-Jakarta



JAKARTA, KOMPAS.com — Singapore Airlines (SIA) resmi menambah frekuensi penerbangan rute Singapura-Jakarta menjadi 8 kali sehari, terhitung mulai hari ini, Kamis (15/9/2011). Jadwal penerbangan tambahan ini akan membuat para pelanggan memiliki lebih banyak pilihan saat melakukan perjalanan rute Singapura-Jakarta.


Pesawat yang akan digunakan dalam layanan penerbangan tambahan ini adalah Boeing 777-200 yang memiliki kapasitas 288 kursi dengan nomor penerbangan SQ950 dan SQ953. Total penerbangan yang dioperasikan SIA sampai saat ini adalah 77 penerbangan mingguan ke Indonesia.
Penambahan layanan penerbangan ini juga bertujuan menyediakan lebih banyak pilihan koneksi di Singapura untuk penerbangan domestik Indonesia. Jadwal penerbangan harian kedelapan dari Singapura-Jakarta berangkat pukul 06.45 waktu setempat, sementara penerbangan dari Jakarta dijadwalkan berangkat pukul 08.25 WIB setiap harinya.


Manager Public Relations SIA untuk Indonesia Glory Henriette mengungkapkan, nilai lebih dari penerbangan kedelapan ini adalah jadwal kedatangan dari Singapura ke Jakarta yang paling pagi.
"Jadwal kedatangan Singapore Airlines sampai Bandara Soekarno-Hatta pada pukul 07.30 sehingga para penumpang dari Singapura bisa langsung beraktivitas, terutama untuk para pebisnis," kata Glory.
Selain itu, Glory menambahkan, Kamis pagi ini, Singapore Airlines memberikan pelayanan istimewa kepada para penumpang dengan nomor penerbangan SQ953 untuk menandai peresmian jadwal penerbangan baru.


"Sebelum penerbangan tadi, kami memberikan small gift dari Singapore Airlines dan juga makanan kecil. Tidak hanya itu, untuk penerbangan pertama ini kami menawarkan tarif promo kepada para penumpang," ungkapnya.


Selain penambahan jadwal penerbangan baru, hari ini Singapore Airlines juga memperkenalkan kabin baru pada pesawat Boeing 777-300-R dengan nomor penerbangan SQ957 dan SQ955, yang baru pertama melayani penerbangan dari dan ke Indonesia. General Manager Indonesia Singapore Airlines David Lau mengungkapkan bahwa penambahan pesawat baru ini untuk meningkatkan pelayanan penerbangan SIA menjadi lebih baik.


"Kami mengoperasikan pesawat dengan seat yang lebih nyaman. Baik untuk first classbusiness class, maupun economy class," kata David Lau saat penjelasan mengenai kabin baru di lounge Bandara Soekarno-Hatta, di Cengkareng, Kamis (15/09/11).


Boeing 777-300R yang dioperasikan SIA ini menawarkan 8 tempat duduk first class, 50 untuk business class, dan 226 untuk economy class. Keunggulan first class SIA dibandingkan dengan maskapai lain adalah tempat duduk penumpang yang cukup luas dan eksklusif karena hanya ada 8 seat di kelas tersebut.


"Saat ini baru dua pesawat sejenis yang kami operasikan per harinya, tetapi pada akhir Maret 2011 akan ada dua pesawat lagi yang akan melayani penerbangan Jakarta-Singapura," kata David.
Dalam kesempatan tersebut, David juga menginformasikan penerbangan rute baru dari Silk Air, salah satu anak perusahaan Singapore Airlines, yang juga mengoperasikan 53 penerbangan per minggu ke delapan destinasi di Indonesia. Sebelumnya, Silk Air melayani rute Singapura ke kota Balikpapan, Lombok, Manado, Medan, Palembang, Solo, Pekanbaru, dan Surabaya.


Mulai tanggal 11 Oktober 2011, Silk Air akan membuka rute penerbangan baru Singapura-Bandung dan rute sebaliknya tiga kali dalam seminggu.

Old School Toyota Kijang, Camry, and Corolla IIMS 2011

This is the first Toyota Kijang ever built for Indonesian consumers made locally by Indonesian.  It was cheap and easy to mantain. Let's face it Indonesians love Toyota.







Toyota Trueno AE-86 at IIMS 2011

Toyota Trueno atau AE-86 atau Corolla GT/GTS adalah iconic terkenal.  Sangat di segani di dunia drifting dengan beratnya yang seimbang hampir 50-50. Mobil ini tambah terkenal dengan filem manga; Initial-D. Dari body-style sampai ke cat dan stickernya diambil dari filem manga tersebut.








Concept Car Toyota FT-86

Concept Car FT 86 yang di pamerkan pada International Indonesia  Motor Show 2011. Mobil ini adalah hasil kerjasama antara Toyota dan Subaru.






Toyota Bangun Pabrik Baru di Karawang

Tokyo (ANTARA News)- Toyota Motor Corp berencana mengucurkan 30 miliar Yen atau sekitar Rp3 triliun untuk membangun pabrik perakitan baru di Indonesia, demikian lapor surat kabar Jepang, Nikkei yang dikutip  Reuters.

Pabrik baru yang rencananya akan dibangun di Karawang, Jawa Barat - dekat lokasi pabrik Toyota - ditargetkan rampung pada 2013. 

Fasilitas itu diharapkan bisa meningkatkan kapasitas produksi Toyota di Tanah Air menjadi 200.000 unit pertahun. 

Pabrik itu akan merakit tiga jenis kendaraan subkompak, salah satunya adalah kendaraan murah yang sedang dikembangkan untuk Indonesia.

Toyota dan rekan satu kelompoknya, Daihatsu, menguasai 60 persen pasar mobil Indonesia. Tahun lalu ada 750 ribu unit mobil terjual di Indonesia dan dalam tahun-tahun mendatang akan melebihi 1 juta unit, tulis Nikkei.

Pada Mei Toyota juga pernah mengatakan akan mengucurkan 16 miliar Yen untuk mendorong kapasitas produksinya di Indonesia menjadi 140.000 unit pertahun dari hanya 100.000 unit pertahun.
(Ber)

Editor: Aditia Maruli
dikutip dari www.antaranews.com COPYRIGHT © 2011

14 September 2011

Geredja-Geredja di Sumatra


Artikel ini diambil dari : Sejarah Gereja Di Indonesia.Oleh: Kruger, Dr. Th. Muller. 1966. Badan Penerbitan Kristen-Djakarta/sabda.org

Pada abad ke-19 barulah Indjil itu diberitakan di Sumatra. Memang di Padang, dipantai sebelah barat sudah ada satu djemaat Kristen, jang terdiri dari pegawai-pegawai VOC, sedjak tahun 1679. Akan tetapi tidak pernah Indjil itu disebarkan kepada penduduk-penduduk asli didaerah itu. Baru pada saat pemerintahan Inggris jang berlangsung didaerah itu, mulai 1811 sampai 1825 usaha Pekabaran Indjil terlaksanalah untuk pertama kalinja.

Raffles jang memberikan izin untuk pertama kalinja kepada para pekabar Indjil di Djakarta, dialah djuga jang memungkinkan beberapa pekabar Indjil bekerdja di Sumatra Barat. Pada tahun 1820 tiga pekabar Indjil dari perhimpunan pekabar Indjil Baptis di Inggris memasuki daerah-daerah itu. Mereka adalah Ward jang pergi ke Bengkulu, Evans ke Padang dan Burton ke Sibolga. Jang terachir ini mempeladjari bahasa Batak Toba, malahan dia mentjoba djuga untuk menterdjemahkan fasal I dari Alkitab. Ia menjadari bahwa usaha Pekabaran Indjil di Sumatra mustahil akan berakar didalam suku-suku Sumatra, bilamana usaha itu dilaksanakan di-daerah-daerah pantai sadja.

Di-daerah-daerah pantai itu besarlah sekali pengaruh-pengaruh dari pihak Islam atas suku-suku jang masih dalam kekafiran. Oleh karena itu Burton beserta dengan Ward memutuskan untuk masuk kepedalaman. Pada tahun 1824 mereka itu sampai ke Silindung, jaitu daerah pedalaman jang diduduki oleh suku Batak Toba. Meskipun disambut dengan baik namun kedua perintis itu pulang dengan tiada memperoleh hasil apapun dari pemberitaan Indjil jang untuk pertama kalinja dilakukan diantara suku Batak itu.

Lagi pula pada waktu itu berobahlah sudah keadaan politik. Di Sumatra Barat pemerintah Inggris diganti lagi dengan pemerintahan Belanda. Berhubung dengan peristiwa itu berachir pulalah usaha Pekabaran Indjil dari pihak Inggris di Sumatra. Akan tetapi pada pihak lain, Sumatra mendapat perhatian dari perhimpunan Pekabaran Indjil Belanda sedjak waktu itu.

Sudah pada tahun 1826, NZG mengutus seorang pekabar Indjil untuk menjebarkan Indjil di Sumatra, jaitu Gützlaff. Tetapi disebabkan berkobarnja perang Bondjol di Sumatra Tengah, maka mustahil Gützlaff dapat bertolak kesitu. Iapun tinggallah di Djakarta lalu mentjurahkan segala perhatiannja kepada usaha pekabaran Indjil diantara masjarakat Tionghoa. Dikemudian hari dialah jang mendjadi perintis jang utama dalam usaha pekabaran Indjil di Tiongkok.

Orang-orang Baptis Amerika (Boston) melakukan suatu pertjobaan lagi untuk membawa Indjil kepedalaman itu. Pada tahun 1834 dua pekabar Indjil jaitu Munson dan Lyman berangkat dari Sibolga kepedalaman jang sudah dikundjungi oleh Ward dan Burton lebih dahulu. Mereka mendjadi korban-korban dari keganasan suku-suku kafir itu jang membunuh serta memakan mereka. Peristiwa itu terdjadi di Lobu Pining, 20 km djauhnja dari Silindung, tempat mana Geredja Batak mendirikan satu batu peringatan 75 tahun kemudian.

Pada batu itu tertulis ungkapan Augustinus: “Darah para martir merupakan bibit Geredja.” Kebenaran ungkapan itu terbukti didalam Geredja tersebut. Pertjobaan jang lain dari pihak Baptis Amerika dimulai didaerah Batak sebelah selatan pada tahun 1837. Tetapi perintis pekabaran Indjil itu, Ennis namanja mengalami kegagalan oleh karena penjakit jang menimpanja. Makin lama makin matanglah saat untuk mengkristenkan pedalaman Sumatra itu. Kita ingat beberapa faktor jang mendjadikan keadaan disitu baru.

Peperangan Bondjol sudah berachir. Imam Bondjol bukannja sadja berusaha untuk mengusir pemerintah Belanda dari daerahnja jaitu Minangkabau, melainkan tentaranja melakukan djuga perampokan untuk menindas suku-suku kafir jang diam didaerah sebelah utara Minangkabau. Mereka sering mengadakan serangan-serangan sampai kedaerah Angkola, malahan sampai ke Silindung dan Toba sampai melakukan rampasan-rampasan, menangkap orang-orang untuk diperhambakan dan mengislamkan mereka dengan paksaan.

Djelaslah bahwa ber-puluh-puluh tahun kemudian penduduk-penduduk daerah Batak masih ketakutan, djikalau mereka mengenangkan peristiwa-peristiwa jang dahsjat dari “perang Bondjol” itu atau dengan sebutan lain “perang padri”. Akan tetapi sesudah mentjapai kemenangan, maka pemerintah Belanda memelihara keamanan serta ketertiban didaerah itu, termasuk Tapanuli Selatan (Daerah mandailing dan Angkola), sehingga mungkin disitu usaha Pekabaran Indjil dapat didjalankan.

Keadaan jang damai itu memberi kesempatan untuk menjelidiki pedalaman Sumatra untuk pertama kali. Seorang ahli, jaitu Dr. Junghuhn jang berkebangsaan Djerman ditugaskan untuk mengadakan ekspedisi penjelidikan kepedalaman itu. Bukunja mengenai “Daerah Batak di Sumatra” membuktikan hasil penjelidikannja itu.

Disebabkan pengetahuan jang baru itu maka Lembaga Alkitab Belanda mengutus seorang ahli bahasa, Neubronner van der Tuuk, kesitu, dengan tugas untuk menjelidiki bahasa Batak serta menterdjemahkan Alkitab kedalam bahasa itu. Van der Tuuk menetap di Barus, dipantai barat. Keahliannja demikian rupa sehingga ia menghasilkan beberapa buku penjelidikan mengenai bahasa Batak serta menterdjemahkan sebuah kamus dan beberapa fasal Perdjandjian Lama.

Buku-buku itu diterbitkan oleh Lembaga Alkitab Belanda. Mengenai kesempatan untuk menjebarkan Indjil didaerah Batak, maka adalah nasehat jang berbunji sebagai berikut: “Tidak ada harapan untuk beroleh hasil diantara penduduk-penduduk Angkola dan Mandailing. Dalam djumlah jang besar mereka sedang masuk Islam, sebagaimana halnja pada hampir segala orang Batak jang telah ada dibawah pemerintah (Balanda). Untuk memadjukan kekristenan, maka perlulah dilaksanakan tindakan jang tegas. Sedjarah pekabar Indjil harus ditempatkan disuatu daerah tertentu. Djika tidak menempuh djalan itu, maka menurut hemat saja seluruh masjarakat sudah diislamkan, sebelum kita menjadarinja. Biasanja dengan masuknja gubernemen maka bahasa Melaju turut masuk djuga, dan lagi pula terdapat sedjumlah orang-orang Melaju jang bertudjuan untuk mengislamkan mereka itu.”

Pada satu pihak bolehlah dikatakan bahwa oleh karena hal-hal jang disebut diatas sudah tibalah kesempatan untuk mendjalankan Pekabaran Indjil kedaerah itu. Pada pihak lain kita melihat beberapa golongan Pekabaran Indjil jang bersedia untuk melakukannja.

Pada tahun 1850 muntjullah suatu gerakan rohani di Ermelo (lih. djuga hlm 186) jaitu sebuah kota ketjil di Belanda. Djemaat-djemaat petani itu merasa terdorong untuk mewudjudkan kesaksiannja dengan kuat sekali. Hampir serupa dengan gerakan persaudaraan Moravi 150 tahun lebih dahulu maka pada gerakan ini tampaklah tjiri-tjiri hidup jang baru itu. Diantaranja para pekabar Indjil jang pertama kalinja diutus oleh djemaat Ermelo adalah G. van Asselt, jang ditahbiskan pada tahun 1856 dan tiba di Padang pada bulan Desember tahun tersebut. Akan tetapi ia tidak menuruti nasihat Van der Tuuk tadi untuk menjingkiri daerah-daerah jang sudah dipengaruhi oleh Islam.

Gubernur Sumatra Barat mempekerdjakannja padaa perkebunan kopi dari pemerintah di Angkola; disamping itu ada kesempatan baginja untuk melakukan pekabaran Indjil disitu. Van Asselt menetap di Sipirok jang mendjadi batu lontjatan bagi usaha pekabaran Indjil diantara suku-suku Batak. Dua tahun kemudian tibalah beberapa pekabar Indjil lagi dari Ermelo, seorang untuk Sibolga, sedangkan jang lain menetap disekitar Siporak djuga. Mereka mendapat sokongan pula dari “Perhimpunan untuk Pekabaran Indjil didalam dan diluar Geredja” Djakarta. Tetapi sokongan itu makin lama makin berkurang, sehingga pada tahun 1864 “Komite Djawa” (lih. hlm. 204) memelihara sebagian pekerdjaan mereka, dan hal itu berlangsung sampai tahun 1931, waktu mana djemaat Batak jang dimuntjulkan oleh “Komite Djawa” dipersatukan dengan HKBP.

Peristiwa jang menjebabkan terdjadinja sedjarah pengkristenan suku-suku Batak, ialah keputusan jang diambil oelh “Rheinische Missionsgesellschaft” (RMG) untuk menjebarkan Indjil disitu. Sudah 25 tahun lamanja RMG bekerdja di Kalimantan Selatan (lih. hlm. 146) Tetapi pemberontakan tahun 1859 sangat merugikan usahanja didaerah itu malahan pemeritah melarang Pekabaran Indjil masuk kepedalaman Kalimantan oleh karena peristiwa jang dahsjat itu. Akibatnja ialah bahwa RMG mentjari bidang pekabaran Indjil jang lain.

Bagaimanakah mulanja sehingga RMG tertarik oleh Sumatra? Bolehlah dikatakan bahwa setjara kebetulan telah terdjadi suatu peristiwa jang tiada berarti apa-apa, namun akibatnja sangatlah luas. Pada perkundjungannja ke Belanda untuk membitjarakan hal-hal mengenai pekabaran Indjil di Indonesia, maka ketua RMG setjara kebetulan melihat buku-buku Neubronner van der Tuuk jang baru diterbitkan. Hal itu dianggap olehnja sebagai petundjuk dari Tuhan sendiri. Bukankah suku-suku Batak itu sudah siap untuk dikerdjakan oleh para pekabar Indjil? Bahasanja sudah selesai diselidiki, adat istiadatnja sudah diketahui; sudah pula diakui bahwa Indjil itu perlu dibawa keantara mereka supaja suku itu sudah dikristenkan sebelum Islam berpengaruh disana. Dengan tjepatnja RMG mengambil keputusan untuk mengutus dengan segera para pekabar Indjil jang telah menganggur di Kalimantan ke Sumatra.

Pula diberangkatkan dari Djerman para pekabar Indjil jang baru! Termasuk djuga diantaranja seorang pekabar Indjil Belanda jang sudah dipekerdjakan disitu. Pada tanggal 7 Oktober 1861 maka ke-4 pekabar Indjil itu sudah dapat mengadakan konperensi jang pertama di Sipirok untuk merentjanakan pekerdjaan bersama. Tanggal ini kemudian ditetapkan oleh HKBP sebagai tanggal kelahirannja. Menurut pendapat kami, sebaiknja, tanggal 31 Maret 1861 didjadikan tanggal lahirnja Geredja. Sebab pada hari itulah dilakukan baptisan jang pertama. Baptisan jang pertama ini dilakukan terhadap 2 orang Batak di Sipirok.

Sedjarah HKBP (Huria Kristen Batak Protestan) jang telah 100 tahun lamanja merupakan suatu bagian jang paling menarik dari sedjarah Geredja di Indonesia pada umumnja. Memang hanja garis-garis besarnja sadja jang dapat dibentangkan disini.

Artikel ini diambil dari : Sejarah Gereja Di Indonesia.Oleh: Kruger, Dr. Th. Muller. 1966. Badan Penerbitan Kristen-Djakarta/sabda.org

Revolusi Memakan Anaknya Sendiri (Amir Syarifuddin Harahap)

Asvi Warman Adam

Pengurus Pusat Masyarakat Sejarawan Indonesia

Revolusi Prancis, yang diperingati setiap 14 Juli, merupakan revolusi yang memakan anaknya sendiri. Tokoh-tokoh yang mencetuskan revolusi itu akhirnya tewas dalam pergolakan sengit di masa revolusi. Demikian pula di Indonesia, revolusi fisik 1945-1950 telah memakan anak-anaknya sendiri. Antara lain, Menteri Negara Oto Iskandar di Nata, yang tewas pada Desember 1945 karena diculik sekelompok pemuda. Tan Malaka ditembak tentara Indonesia pada 1949. Selain itu, yang tidak kalah tragisnya adalah kematian Amir Sjarifuddin pada 1948.

Amir Sjarifuddin Harahap adalah Perdana Menteri RI yang dieksekusi bangsanya sendiri tanpa proses hukum. Pada 19 Desember 1948 tengah malam di Desa Ngaliyan, Solo, sebanyak 20 orang penduduk desa disuruh tentara menggali lubang sedalam 1,7 meter. Amir–berpiyama putih-biru, bercelana panjang warna hijau dan membawa buntelan sarung–bertanya kepada kapten yang ada di situ, “Saya ini mau diapakan?” Amir Sjarifuddin bersama 10 orang lainnya ditembak satu per satu. Penulis Kristen cenderung mengatakan ia dibunuh sambil memegang Al-Kitab, sedangkan pengamat kiri menyebutkan ia menyanyikan lagu Internationale.

Tanggalnya masih dipersoalkan apakah 27 Mei atau 27 April, tapi yang jelas ia lahir seabad silam di Medan. Amir Sjarifuddin (dan Sjahrir) adalah tokoh yang berjasa mempertahankan eksistensi negara Indonesia pada awal kemerdekaan. Pada 1945 sampai Januari 1948 keduanya menjadi perdana menteri. Mereka diangkat untuk menangkis tuduhan Belanda bahwa pemerintah Indonesia adalah boneka Tokyo karena Soekarno-Hatta berkolaborasi dengan “saudara tua dari Negeri Matahari Terbit”. Sjahrir dan Amir berjuang di bawah tanah semasa pendudukan Jepang.

Ir Setiadi Reksoprojo, 86 tahun, Menteri Penerangan dalam kabinet Amir Sjarifuddin pada 1947, memberikan kesaksian 13 halaman tulisan tangan kepada saya yang menjelaskan jasa Amir dalam mengefektifkan angkatan bersenjata Indonesia. Sejak November 1945 sampai Januari 1948, Amir Sjarifuddin berturut-turut menjadi Menteri Keamanan Rakyat/Menteri Pertahanan. Saat itu Indonesia berhasil membantu pemulangan ribuan pasukan Jepang dan internir Belanda.

Pada awal masa kemerdekaan, unsur tentara terdiri dari berbagai kelompok terlatih (eks didikan Belanda/Jepang) dan laskar. Dalam masa transisi, menurut Amir diperlukan Tentara Masyarakat. Tentara itu juga butuh pendidikan politik. Pandangan ini bertentangan dengan Hatta, yang melakukan rasionalisasi tentara dari 400 ribu menjadi 60 ribu. Perbedaan kebijakan itu antara lain yang di lapangan memicu timbulnya Peristiwa Madiun 1948, tempat Amir menjadi salah seorang korbannya.

Jenjang karier Amir menarik karena berkebalikan dengan yang sering terjadi sekarang. Ia ditahan Jepang dan masih mendekam di penjara Malang sampai 1 Oktober 1945 sebelum dibebaskan dan diberangkatkan ke Jakarta untuk dilantik menjadi Menteri Penerangan. Sementara perjalanan hidup Amir “dari penjara ke kabinet”, yang terjadi kini pada elite politik adalah “dari kabinet ke penjara”.

Amir berasal dari keluarga Batak Islam bercampur Kristen. Kakeknya, Ephraim, adalah seorang jaksa beragama Kristen. Ayahnya, Soripada, juga menjadi jaksa dan beralih ke agama Islam ketika menikah dengan seorang gadis Batak muslim. Amir sempat menempuh pendidikan sekolah menengah di Negeri Belanda mengikuti jejak saudara sepupunya, T.S.G Mulia. Pergaulan semasa di Eropa dan setelah kembali ke tanah air pada 1927 menyebabkan ia tertarik pada agama Kristen dan dibaptis pada 1935. Ia sering membaca Al-Kitab dalam berbagai kesempatan dan membawakan khotbah dalam kebaktian Minggu.

Dalam bidang politik, ia menjadi bendahara panitia persiapan Kongres Pemuda II 1928, yang kemudian melahirkan apa yang disebut Sumpah Pemuda. Pada 1931 ia aktif dalam Partai Indonesia (Partindo), yang didirikan Bung Karno. Kemudian ketika tokoh-tokoh seperti Soekarno, Hatta, dan Sjahrir diasingkan Belanda dari Pulau Jawa, Amir menggagas Gerindo (Gerakan Rakyat Indonesia). Organisasi ini cukup maju dalam mendefinisikan kewarganegaraan berdasarkan kediaman (tempat lahir), bukan ras. Rekan Amir dalam organisasi ini adalah Dr A.K. Gani, yang tahun ini diusulkan sebagai pahlawan nasional. Pada 1938-1941 Amir menjadi redaktur majalah sastra Poedjangga Baroe. Selanjutnya, Amir juga aktif pada GAPI (Gabungan Politik Indonesia) bersama M.H. Thamrin.

Amir Sjarifuddin adalah seorang pemimpin yang memiliki prinsip seperti dikisahkan Fransisca Fanggidae (82 tahun, kini eksil di Belanda), yang ikut dalam pelarian pada 1948. Di suatu desa, anak buahnya mengambil buah kelapa milik warga, Amir mengeluarkan tembakan peringatan dan memarahi mereka. “Tentara harus melayani rakyat, bukan mengambil kepunyaan rakyat,” ujarnya.

Dari empat tokoh nasional yang menduduki jabatan tertinggi (presiden, wakil presiden, dan perdana menteri) yang pertama di Indonesia, tiga orang (Soekarno, Hatta, dan Sjahrir) menjadi pahlawan nasional. Sedangkan yang satu lagi, jangankan diberi bintang jasa, biografinya pun tidak boleh beredar semasa Orde Baru. Pada 1984 penerbit Sinar Harapan sempat mencetak tesis Frederick Djara Wellem di Sekolah Tinggi Theologi Jakarta berjudul “Amir Sjarifuddin, Pergumulan Imannya dalam Perjuangan Kemerdekaan” . Namun, buku tersebut terpaksa dimusnahkan karena Jaksa Agung tidak berkenan. Dalam sejarah Indonesia, Amir Sjarifuddin tak hanya dibuang dan dilupakan, tapi juga tidak diakui. Mari kita ambil hikmah dari revolusi yang terjadi pada masa lalu.

dikutip dari: http://wartatani.blogspot.com/ 

Marga-marga Naimarata


Apakah Benar arti dari "Naimarata"=Pomparan Oppu Na Lima atau Kumpulan Marga Tertua Dari Marga Batak?

Borbor adalah keturunan Saribu Raja, sedangkan Borbor Marsada adalah kumpulan Pinompar Op Saribu Raja dan Pinompar Na Tolu Nai.

Naimarata merupakan Kumpulan Marga-marga Batak. Berasal dari keturunan Ompu Guru Tatea Bulan. Memiliki 5 keturunan Utama yaitu :

1. Raja Uti
2. Saribu Raja
3. Limbong Mulana
4. Sagala Raja
5. Silau Raja

Beberapa marga yang merupakan keturunan dari Ompu Guru Tatea Bulan dan tidak boleh saling menikahi adalah :

I. Raja Uti – tidak memiliki keturunan

II. Saribu Raja :
Yg kawin dengan Manggiring Laut istri kedua, Lahirlah Raja Borbor yg keturunannya sebagai berikut:
1. Pasaribu – Habeahan, Bondar, Gorat
2. Lubis
3. Pulungan
4. Datubara/Batubara
5. Tinendung
6. Tangkar
7. Matondang
8. Saruksuk
9. Tarihoran
10. Parapat
11. Rangkuti
12. Sipahutar
13. Daulay
14. Tanjung
15. Rambe
16. Hutasuhut
17. Simargolang
18. Gurning
19. Harahap

Dari istrinya yg pertama Siboru Pareme (yg adalah adik kandungnya sendiri) lahirlah marga marga sebagai berikut:
1. Sinaga
2. Situmorang
3. Pandiangan
4. Nainggolan
5. Simatupang
6. Aritonang
7. Siregar

III. Limbong Mulana
1. Limbong
2. Sihole


IV. Sagala Raja – Sagala

V. Silau Raja
1. Malau
2. Manik/Damanik
3. Ambarita
4. Gurning 

Selamat Jalan Utha Likumahuwa

Utha Likumahuwa Meninggal 13-9-2011

Jakarta (ANTARA News) - Penyanyi Utha Likumahuwa meninggal dunia pukul 13.13 WIB di Rumah Sakit Fatmawati, Jakarta Selatan setelah sempat mengalami sakit cukup lama penyempitan pembuluh darah akibat stroke.

Pelantun lagu "Esok Kan Masih Ada" ini sebelumnya sempat beberapa hari dirawat di Rumah Sakit St Maria, Pekanbaru, Riau, pada Juni 2011, setelah sebelumnya jatuh saat duduk mengobrol bersama istrinya di kota itu.

Utha Likumahuwa lahir 1 Agustus 1955 adalah seorang penyanyi Indonesia asal Ambon. Dia menikahi Deby dan dikaruniai dua anak.

Setelah menjalani pemeriksaan, ternyata Utha diketahui juga mengidap diabetes dan gangguan jantung. Berdasarkan diagnosis dokter, otaknya mengalami penyumbatan pembuluh darah, yang memicu stroke. Setelah serangan tersebut, tubuh bagian kanan Utha tidak berfungsi alias lumpuh.

Utha dalam kenangan
Setelah lama malang-melintang di dunia hiburan, Utha sekarang lebih banyak aktif dalam dunia pelayanan rohani.

Sejumlah prestasi pernah diraih penyanyi tersebut antara lain pada 1989 penampilan terbaik kedua pada ASEAN Pop Song Festival 1989 di Manila, lagu Sesaat Kau Hadir karya cipta Budi Bachtiar dan Aldino menjadi lagu terbaik pertama di Festival tersebut.

Saat ini lagu Sesaat Kau Hadir dipopulerkan oleh penyanyi Philipina Ronnie Liang dengan judul "Gusto Kita".

Selanjutnya pada 1989 juara 2 "Asia Pacific Singing Contest" di Hongkong, dan pada 990 juara 2 "Asia Pacific Broadcasting Union/ABU Golden Kite World Song Festival" di Kuala Lumpur duet bersama Trie Utami dengan lagu Mungkinkah Terjadi karya cipta Jorgy Thito.(*)

Editor: Desy Saputra
di kutip dari www.antaranews.com COPYRIGHT © 2011

Persyaratan Pembuatan Paspor


Persyaratan Pembuatan Paspor/Passport

Persyaratan Pembuatan Paspor/Passport:
(dokumen asli dan fotokopi dibawa)

1. KTP
2. KK (Kartu Keluarga)
3. Akte Lahir / Surat Nikah /Ijasah / Surat Tardidi (Baptis)
4. Kalau di KTP tertulis Karyawan, minta surat sponsor, kalau sudah di PHK minta surat pernyataan tdk bekerja.
5. Paspor lama di bawa untuk ditukar dengan yang baru

Bus Transjakarta Ditambah


JAKARTA, KOMPAS.com - Untuk mempercepat waktu kedatangan bus, Bus Rapid Transit (BRT) Transjakarta akan diperkuat dengan tambahan 180 unit bus baru. Semua bus baru itu didatangkan oleh Dinas Perhubungan DKI Jakarta dan Badan Layanan Umum (BLU) Transjakarta, selaku pengelola BRT Transjakarta.
"Akhir tahun ini, Dinas Perhubungan akan mendatangkan 44 bus gandeng baru untuk koridor X dan Koridor XI yang sedang dibangun. Sedangkan BLU akan melakukan lelang untuk Koridor I dan VIII serta Koridor II dan III," jelas Kepala BLU Transjakarta M. Akbar, di Jakarta, Rabu (14/9/2011).
Untuk Koridor I dan VIII lelang sedang dilakukan dan kontrak akan dibuat bulan Desember mendatang. Jumlah busnya mencapai 66 unit bus gandeng dan akan siap diturunkan ke jalan pada Desember 2012.
Sedangkan untuk Koridor II dan III, Akbar menjelaskan sedang dipersiapkan lelangnya. "Kontraknya akan dibuat Januari 2012 dan diupayakan agar bus bisa beroperasi pada Desember 2012 juga. Jumlahnya ada 70 unit. Jadi total bus baru yang akan didatangkan ada 180 unit dan semuanya gandeng," kata Akbar.

dikutip dari www.kompas.com